BOGOR[SemarangPedia] – Tindakan tidak membuang-buang makanan (food waste) dan menyidakan makanan menjadi salah alternatif untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional.
Presiden Indonesia Ir Joko Widodo ( Jokowi ) mengatakan perilaku tidak membuang-buang makanan nerupakan bagian dari upaya memperkuat budaya baru untuk menghargai makanan dengan menyantap makanan yang sudah diambil.
“Ini merupakan salah satu cara untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional,” ujar Jokowi saat menerima Gubernur Lemhannas RI Letjen TNI (Pur) Agus Widjojo, yang memimpin tim kajian ketahanan pangan nasional Lemhannas RI dalam rangka memberi masukan kepada pemerintah, di Istana Bogor, Selasa (15/9)
Pernyataan Presiden Jokowi itu merupakan respon atas usulan Lemhanas RI yang baru saja melakukan kajian ketahanan pangan berdama para pakar di bidangnya sesuai dengan kaidah pengkajian Lemhannas yang diselenggarakan pada dua bulan terakhir.
Menurutnya, dalam mewujudkan ketahanan pangan ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebagai acuan yakni, peringatan lembaga pangan dunia FAO (Food and Agriculture Organization) tentang ancaman krisis pangan dunia, substitusi bahan pangan impor yakni beras dan jagung serta mekanisasi pertanian dengan budaya baru berbasisikan petani milenial.
Terkait dengan lumbung pangan, lanjutnya, saat ini pemerintah sedang memulai mendata potensi, termasuk di dalamnya 168.000 hektare dari satu juta lahan gambut untuk ditanami padi, singkong dan jagung, sedangan 30.000 hektare lumbung pangan yang terletak di dataran tinggi Humbang Hasundutan, Sumatera Utara yang ditanami kentang dan bawang dan potensi lumbung pangan di Merauke, Papua seluas 4,25 juta hektare.
Gubernur Lemhanas RI Agus Widjojo menuturkan menyia-nyiakan makanan nampaknya sudah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia, karena itu, Tim Kajiann mengusulkan kepada Presiden untuk menggelar kampanye nasional agar tidak menyia-nyiakan makanan.
Menurutnya, berdasarkan berbagai data pada 2016 sampah makanan di Indonesia per tahun mencapai 1, 3 juta ton atau per orang menghasilkan 300 kg sampah makanan per tahunnya. Jika dirupiahkan, 1,3 juta ton sampah makanan itu senilai Rp27 triliun.
Hal ini, lanjutnya, disebabkan oleh kebiasaan menyisakan makanan yang ironisnya, 19,6 juta penduduk Indonesia masih kekurangan gizi. Jika dikonsumsi Rp27 triliun itu dapat memberi makan 28 juta orang per tahunnya. (SMH/RS)